SISTEM PENDIDIKAN KEJURUAN JERMAN

Fakta Mengenai Jerman
Pada tahun 1996 terdapat 52.418 sekolah dengan 12,6 juta pelajar dan setiap 779.800 guru tetap di Jerman. Sebagai negara industri yang miskin akan bahan mentah, Jerman membutuhkan tenaga ahli yang terlatih dengan baik. Karena itu jumlah uang yang diinvestasikan dalam pendidikan di Jerman sangat besar. Di seluruh Jerman pada tahun 1996 dipergunakan dana anggaran belanja negara sebesar 159,2 miliar DM untuk kepentingan sekolah dan perguruan tinggi, termasuk untuk program bantuan untuk siswa dan mahasiswa.

Wajib belajar
Wajib belajar berlangsung sejak usia enam tahun sampai 18 tahun, jadi selama 12 tahun. Untuk memenuhi wajib belajar ini, harus dikunjungi sebuah sekolah penuh waktu selama sembilan tahun (di negara bagian tertentu 10 tahun) dan setelah itu memasuki sebuah sekolah kejuruan paruh waktu, kecuali kalau murid bersangkutan meneruskan pendidikan pada sekolah penuh waktu untuk pendidikan lanjutan umum atau kejuruan.Untuk semua jenis sekolah publik tidak dipungut biaya. Sarana pelajaran,terutama buku ajar, sebagian diberikan kepada peserta didik secara cuma-cuma, sebagian dipinjamkan. Pengalihan kepemilikan sarana pelajaran tertentu dikenai pungutan yang besarnya tergantung dari penghasilan orang tua.

Pendidikan prasekolah
Taman kanak-kanak tidak termasuk sistem sekolah publik, melainkan termasuk bidang pembinaan anak-anak dan pemuda. Penyelenggara taman kanak-kanak kebanyakan adalah gereja-gereja, organisasi sosial dan komune, kadang-kadang juga perusahaan dan perkumpulan. Taman kanak-kanak hendak menunjang dan melengkapi pendidikan dalam keluarga, serta mengimbangi kekurangan dalam perkembangan anak. Proses pembelajaran dengan cara bermain.

Sistem sekolah
kkka berusia 6 tahun, anak-anak masuk sekolah dasar yang pada umumnya berlangsung selama empat tahun, kecuali di Berlin dan Brandenbur selama 6 tahun. Di kebanyakan negara bagian, dalam dua tahun pertama tidak diberikan nilai rapor kepada anak, melainkan evaluasi prestasi dalam bentuk laporan yang menjelaskan kemajuan dan kelemahan siswa untuk masing-masing mata pelajaran.

Setelah lulus sekolah dasar, para siswa pindah ke tahap sekolah pendidikan umum berikutnya pada tingkat sekunder I. Kelas 5 dan 6 merupakan tahap pembinaan, pemantauan dan orientasi khusus dalam kaitan dengan penyelenggaraan pendidikan selanjutnya. Tahap orientasi ini digolongkan sebagai tahap pendidikan tersendiri, dan di sebagian besar negara bagian dikaitkan dengan jenis sekolah.

Dari sekolah dasar, sekitar seperempat (1995) dari semua siswa pindah ke sekolah normal, yang memberikan pengetahuan umum dasar. Di sini setiap siswa.Setelah lulus dari sekolah normal setelah 5 atau 6 tahun, siswa biasanya memulai pendidikan kejuruan dengan sistem ganda di bidang pertukangan dan  industri. Mereka mengikuti pelatihan di perusahaan sambil belajar di sekolah kejuruan sampai usia paling tidak 18 tahun.

Sekolah menengah khusus berada di antara sekolah normal dan sekolah menengah umum, dan memberikan pendidikan umum dengan lingkup yang lebih luas. Masa sekolah pada umumnya enam tahun dari kelas lima sampai kelas 10. Lulusan sekolah ini berhak mengikuti pendidikan lebih lanjut, misalnya pada sekolah kejuruan khusus atau sekolah menengah kejuruan khusus. Sekitar 40 persen dari siswa yang menyelesaikan pendidikan sekunder pada tahun 1996 adalah lulusan sekolah menengah khusus.

Sementara, pendidikan gymnasium, yang pada umumnya berlangsung 9 tahun, memberikan pengetahuan umum yang mendalam, meliputi bahasa kuno, bahasa modern, matematika dan ilmu pengetahuan alam. Tahap lanjut pada gymnasium meliputi kelas 11-13 di mana sistem pengajaran klasikal digantikan sistem kursus. Di samping pelajaran wajib, siswa tahap lanjut daat memilih berbagai mata pelajaran pilihan. Masing-masing mata pelajaran merupakan bagian dari bidang tertentu; saat ini terdapat bidang bahasa-sastra-seni, ilmu pengetahuan sosial, dan matematika-ilmu pengetahuan alam-teknik. Mata pelajaran wajib juga meliputi pelajaran agama dan olahraga. Siswa yang lulus gymnasium berhak mengikuti kuliah di perguruan tinggi untuk semua jurusan.

Syarat mengikuti pendidikan di universitas adalah ijazah gymnasium atau ijazah sekolah (menengah) kejuruan khusus. Jenis sekolah lainnya pada tingkat sekunder I adalah sekolah komprehensif yang umumnya menyelenggarakan pendidikan dari kelas 5 sampai 10. Beberapa sekolah komprehensif mempunyai tingkat lanjut yang serupa dengan tingkat lanjut gymnasium. Sekolah komprehensif yang bersifat kooperatif menyatukan sekolah normal, sekolah menengah khusus dan gymnasium secara pedagogis dan organisatoris.

 


Title.

260687